Mahir Arduino Sketch dan Elektro secara praktek

Voltage divider atau potential divider, adalah rangkaian sederhana untuk menurunkan besaran voltage. Dengan menggunakan 2 resistor yang dirangkai seri, kita dapat memecah voltage input. Rangkaian ini adalah termasuk rangkaian dasar yang sering digunakan dalam proyek elektronika.




Voltage in (Vin) terhubung oleh kedua resistor. Saat kita mengukur voltage diantara 1 resistor (Vout), nilai voltage akan lebih kecil (terbagi). Formula untuk menghitungnya adalah seperti ini: Contoh soal adalah menghitung voltage pada R2.

Vout = R2 / (R2 + R1) * Vin

Jika pada contoh, kita menggunakan resistor bernilai 100Ω resistors (0.1kΩ) untuk R1 and R2, dan 5V voltage input.

Vout = 100 / (100 + 100) * 5 = 2.5 volts

Yang menarik adalah rangkaian voltage divider ini dipengaruhi rasio perbandingan R1 dan R2, berapapun nilai resistor, bila nilai kedua resistor sama, makan akan voltage output adalah setengahnya. Contoh:

R1 dan R2 menggunakan resistor 47Ω dan voltage input 5V.

Vout = 47 / (47 + 47) * 5 = 2.5 volts

Jadi kalau kalian ingin mendapat voltage yang lebih kecil, maka perlu mengutak-atik rasio antara R1 dan R2.

LDR atau Light Dependent Resistor, dikenal juga dengan Cds (Cadmium Sulfide) atau photocell atau photoresistor. LDR hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan resistance yang berbeda.



LDR memiliki 2 kaki yang dihubungkan dengan materi photoconductive. Permukaan LDR biasanya dilapisi plastik transparan atau kaca.

Saat cahaya mengenai material photoconductive, akan menurunkan nilai resistansi, menyebabkan arus dapat mengalir dari satu elektroda ke elektroda lainnya.

LDR dapat diaplikasikan pada proyek-proyek yang menarik, contoh: kita tembakan laser pada LDR untuk mendeteksi bila ada orang yang memotong sinar tersebut, sistem akan memicu alarm atau mungkin lebih canggih memotret pelaku.
Motor Driver IC, ada 2 macam yang umum dipakai, L293D atau SN754410,  L293D lebih direkomendasikan, karena SN754410 mudah panas dan membutuhkan heat sink.

L293D dikenal sebagai dual H-bridge. H-bridge berguna dan memiliki konsep yang simpel. Kita bisa membuat H-bridge sendiri dengan menggunakan switch.

Gambar 1.1 H-bridge made of switches


Pada Gambar 1-1, sebuah motor terhubung dengan 4 buah switch. Konfigurasi ini disebut H-bridge karena membentuk huruf H, dengan load di garis tengah huruf H. Sekarang coba perhatikan Gambar 1-2.


Gambar 1.2 Perubahan Arahan Motor Pada H-Bridge

Pada gambar bagian kiri, kita memiliki switch di kiri-atas dan kanan bawah dalam keadaan tertutup. Ketika tertutup, arus akan mengalir ke motor dari kir ke kanan dan motor akan bergerak. Jika kita buka switch tersebut, dan menutup switch bagian kanan-atas dan kiri-bawah, arus akan mengalir melalui motor dari arah berlawanan yang juga menyebabkan motor bergerak berlawanan arah. Kurang lebih seperti inilah prinsip H-bridge bekerja.

Motor driver IC terdiri dari 2 H-bridges, namun bukan menggunakan switch, tetapi transistor. Chip memiliki dual H-bridge oleh karena itu kita dapat mengontrol 2 buah motor sekaligus.

Kita bisa membuat H-bridge sendiri dengan menggunakan transistor dan dioda dan persis melakukan fungsi L293D. Namun menggunakan The L293D ada keuntungan yaitu, kecil, hingga menghemat space proyek elektro kita

L293D memiliki 2 power supply pins dan 4 ground pins. Pin 16 (Vcc1) adalah supply voltage  untuk logic circuitry dari chip, dan harus diperoleh dari Arduino  5V supply. Pin 8 (Vcc2) adalah supply voltage untuk menggerakan motor.

Setiap ground harus dihubungkan menjadi satu. Setiap H-bridge pada chip bertindak masing-masing secara bebas, dan menggunakan power supplies secara bersama.

Pin 1 akan berfungsi sebagai H-bridge yang dikendalikan oleh pin 2 dan 7.
Pin 9 akan berfungsi sebagai H-bridge yang dikendalikan oleh pin 10 dan 15.

If an enable input is connected to a logic low (or ground), all four switches of the corresponding H-
bridge will be turned off (open).

If an enable is a logic high (> 2.4 V) the pair of inputs for the corresponding H-bridge will control which of the 4 switches of H bridge are turned on, as follows:

H-Bridge 1-2 (enable controlled by pin 1)



H-Bridge 3-4 (enable controlled by pin 9)




Minimum volt yang digunakan adalah 4.5 volt (untuk Vcc1 dan Vcc2). Maksimum voltage untuk Vcc1 adalah 5.5 volt untuk 754410 (bisa lebih tinggi untuk L293D).

Maksiumum volt untuk Vcc2 (motor supply) adalah 36 volts. Jika Vcc2 dibawah 4.5 volts, output bisa menjadi kacau dan chips akan panas.

Transistors bukan switch yang sempurna. Ketika transistors pada L293D on, akan ada penurunan voltage, menyebabkan motor kekurangan voltage 1.5 - 2.5 volts dibanding Vcc2. (1.5 - 2.5 volts inilah yang menyebabkan chip panas)

Makin tinggi arus pada motor, makin besar power yang hilang pada transistors. Jadi makin besar power sebuah motor, kita memerlukan driver chips yang lebih bagus dan  heat sink.
Bitwise operator melakukan perhitungan pada level bit. ada 6 bitwise operator, yaitu:


  • & bitwise and
  • | bitwise or
  • ^ bitwise xor
  • ~ bitwise not
  • << bitshift left
  • >> bitshift right


Bitwise operators hanya bisa digunakan antara variable integer. Setiap operator melakukan perhitungan berdasar aturan operasi logik.

Bitwise AND (&)
Aturannya: jika kedua input bernilai 1, outputnya akan bernilai 1, selain itu hasilnya 0. Contoh:

0 0 1 1
0 1 0 1
______ &
0 0 0 1

Integer berukuran 16 bit, jadi saat menggunakan operasi & akan terdapat 16 kali operasi perhitungan. Contoh:
int x = 77; //binary: 0000000001001101
int y = 121; //binary: 0000000001111001
int z = x & y;//result: 0000000001001001
In this case 77 & 121 = 73


Bitwise OR (|)
Jika salah satu input atau keduanya bernilai 1, akan menghasilkan 1, selain itu hasilnya 0
0 0 1 1
0 1 0 1
______ |
0 1 1 1

Bitwise XOR (^)
Jika hanya salah satu input bernilai 1, akan menghasilkan 1, jika kedua input bernilai 1 atau 0 , akan menghasilkan 0
0 0 1 1
0 1 0 1
______ ^
0 1 1 0

Bitwise NOT (~)
Bitwise NOT digunakan untuk single operand saja. Hasilnya adalah lawan dari nilai yang sekarang, 1 akan menjadi 0 dan 0 akan menjadi 1.
0 0 1 1
______ ~
1 1 0 0

Bitshift Left (<<), Bitshift Right (>>)
Bitshift operators menggeser seluruh bits pada integer ke kiri atau ke kanan. Banyaknya pergeseran sesuai nilai dikanan operator.

variable << number_of_bits

Contoh:
byte x = 9 ; // binary: 00001001
byte y = x << 3; // binary: 01001000 (or 72 dec)

Bits yang digeser hingga akhir baris akan hilang. Umumnya left bitshift digunakan untuk perkalian. Right bitshift digunakan membagi angkat.


Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada motor. Karena itu, untuk menggerakkannya diperlukan pengendali motor stepper yang membangkitkan pulsa-pulsa periodik. Penggunaan motor stepper memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan penggunaan motor DC biasa. Keunggulannya antara lain adalah :
  • Sudut rotasi motor proporsional dengan pulsa masukan sehingga lebih mudah diatur.
  • Motor dapat langsung memberikan torsi penuh pada saat mulai bergerak
  • Posisi dan pergerakan repetisinya dapat ditentukan secara presisi
  • Memiliki respon yang sangat baik terhadap mulai, stop dan berbalik (perputaran)
  • Sangat realibel karena tidak adanya sikat yang bersentuhan dengan rotor seperti pada motor DC
  • Dapat menghasilkan perputaran yang lambat sehingga beban dapat dikopel langsung ke porosnya
  • Frekuensi perputaran dapat ditentukan secara bebas dan mudah pada range yang luas.

Prinsip kerja motor stepper

Motor stepper merupakan perangkat pengendali yang mengkonversikan bit-bit masukan menjadi posisi rotor. Bit-bit tersebut berasal dari terminal-terminal input yang ada pada motor stepper yang menjadi kutub-kutub magnet dalam motor. Bila salah satu terminal diberi sumber tegangan, terminal tersebut akan mengaktifkan kutub di dalam magnet sebagai kutub utara dan kutub yang tidak diberi tegangan sebagai kutub selatan. Dengan terdapatnya dua kutub di dalam motor ini, rotor di dalam motor yang memiliki kutub magnet permanen akan mengarah sesuai dengan kutub-kutub input. Kutub utara rotor akan mengarah ke kutub selatan stator sedangkan kutub selatan rotor akan mengarah ke kutub utara stator.

Prinsip kerja motor stepper mirip dengan motor DC, sama-sama dicatu dengan tegangan DC untuk memperoleh medan magnet. Bila motor DC memiliki magnet tetap pada stator, motor stepper mempunyai magnet tetap pada rotor. Adapun spesifikasi dari motor stepper adalah banyaknya fasa, besarnya nilai derajat per step, besarnya volt tegangan catu untuk setiap lilitan, dan besarnya arus yang dibutuhkan untuk setiap lilitan.

Motor stepper tidak dapat bergerak sendiri secara kontinyu, tetapi bergerak secara diskrit per-step sesuai dengan spesifikasinya. Untuk bergerak dari satu step ke step berikutnya diperlukan waktu dan menghasilkan torsi yang besar pada kecepatan rendah. Salah satu karakteristik motor stepper yang penting yaitu adanya torsi penahan, yang memungkinkan motor stepper menahan posisinya yang berguna untuk aplikasi motor stepper dalam yang memerlukan keadaan start dan stop.

Karakteristik motor stepper

Tegangan
Tiap motor stepper mempunyai tegangan rata-rata yang tertulis pada tiap unitnya atau tercantum pada datasheet masing-masing motor stepper. Tegangan rata-rata ini harus diperhatikan dengan seksama karena bila melebihi dari tegangan rata-rata ini akan menimbulkan panas yang menyebabkan kinerja putarannya tidak maksimal atau bahkan motor stepper akan rusak dengan sendirinya

Resistansi
Resistansi per lilitan adalah karakteristik yang lain dari motor stepper. Resistansi ini akan menentukan arus yang mengalir, selain itu juga akan mempengaruhi torsi dan kecepatan maksimum dan motor stepper.

Derajat per step
Besarnya derajat putaran per step adalah parameter terpenting dalam pemilihan motor stepper karena akan menentukan ukuran langkah gerakan yang paling kecil (resolusi). Tiap-tiap motor stepper mempunyai spesifikasi masing-masing, antara lain 0.72° per step, 1.8° per step, 3.6° per step, 7.5° per step, 15° per step, dan bahkan ada yang 90° per step. Dalam pengoperasiannya kita dapat menggunakan 2 prinsip yaitu full step atau half step. Dengan full step berarti motor stepper berputar sesuai dengan spesifikasi derajat per stepnya, sedangkan half step berarti motor stepper berputar setengah derajat per step dari spesifikasi motor stepper tersebut.


Jenis-jenis motor stepper

Berdasarkan struktur rotor dan stator pada motor stepper, maka motor stepper dapat dikategorikan dalam 3 jenis sebagai berikut :

Motor Stepper Variable Reluctance (VR)
Motor stepper jenis ini telah lama ada dan merupakan jenis motor yang secara struktural paling mudah untuk dipahami. Motor ini terdiri atas sebuah rotor besi lunak dengan beberapa gerigi dan sebuah lilitan stator. Ketika lilitan stator diberi energi dengan arus DC, kutub-kutubnya menjadi termagnetasi. Perputaran terjadi ketika gigi-gigi rotor tertarik oleh kutub-kutub stator. Berikut ini adalah penampang melintang dari motor stepper tipe variable reluctance (VR):


Motor Stepper Permanent Magnet (PM)
Motor stepper jenis ini memiliki rotor yang berbentuk seperti kaleng bundar (tin can) yang terdiri atas lapisan magnet permanen yang diselang-seling dengan kutub yang berlawanan. Dengan adanya magnet permanen, maka intensitas fluks magnet dalam motor ini akan meningkat sehingga dapat menghasilkan torsi yang lebih besar. Motor jenis ini biasanya memiliki resolusi langkah (step) yang rendah yaitu antara 7,50 hingga 150 per langkah atau 48 hingga 24 langkah setiap putarannya. Berikut ini adalah ilustrasi sederhana dari motor stepper tipe permanent magnet :

Motor Stepper Hybrid (HB)
Motor stepper tipe hibrid memiliki struktur yang merupakan kombinasi dari kedua tipe motor stepper sebelumnya. Motor stepper tipe hibrid memiliki gigi-gigi seperti pada motor tipe VR dan juga memiliki magnet permanen yang tersusun secara aksial pada batang porosnya seperti motor tipe PM. Motor tipe ini paling banyak digunkan dalam berbagai aplikasi karena kinerja lebih baik. Motor tipe hibrid dapat menghasilkan resolusi langkah yang tinggi yaitu antara 3,60 hingga 0,90 per langkah atau 100-400 langkah setiap putarannya. Berikut ini adalah penampang melintang dari motor stepper tipe hibrid :

Berdasarkan metode perancangan rangkain pengendalinya, motor stepper dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu motor stepper unipolar dan motor stepper bipolar.

Motor Stepper Unipolar
Rangkaian pengendali motor stepper unipolar lebih mudah dirancang karena hanya memerlukan satu switch / transistor setiap lilitannya. Untuk menjalankan dan menghentikan motor ini cukup dengan menerapkan pulsa digital yang hanya terdiri atas tegangan positif dan nol (ground) pada salah satu terminal lilitan (wound) motor sementara terminal lainnya dicatu dengan tegangan positif konstan (VM) pada bagian tengah (center tap) dari lilitan seperti pada gambar berikut.

Motor Stepper Bipolar
Untuk motor stepper dengan lilitan bipolar, diperlukan sinyal pulsa yang berubah-ubah dari positif ke negatif dan sebaliknya. Jadi pada setiap terminal lilitan (A & B) harus dihubungkan dengan sinyal yang mengayun dari positif ke negatif dan sebaliknya. Karena itu dibutuhkan rangkaian pengendali yang agak lebih kompleks daripada rangkaian pengendali untuk motor unipolar. Motor stepper bipolar memiliki keunggulan dibandingkan dengan motor stepper unipolar dalam hal torsi yang lebih besar untuk ukuran yang sama.

source: partner3d.com



Servo adalah sebuah kotak kecil dengan DC motor, 1 set roda gigi antara motor dan poros keluaran, dengan mekanisme position sensing dan rangkaian kontrol. Mekanisme position-sensing akan memberikan balikan berupa posisi servo pada rangkaian kontrol, yang digunakan oleh motor untuk mengatur lengan servo pada posisi yang diharapkan.

Servo tersedia dalam berbagai ukuran, kecepatan, kekuatan torsi dan presisi putaran. Beberapa ada yang cukup mahal harganya. Makin kuat torsi servo atau makin presisi, makin mahal harganya.

Servo umum digunakan pada pesawat radio-control, mobil atau kapal.

Posisi servo diatur dengan memberikan pulsa. Pulsa ini dalam  PWM. Lebar dari pulsa diukur dalam milliseconds. Kecepatan pengiriman pulsa tidak terlalu penting. Hanya lebar pulsa yang digunakan oleh rangkaian kontrol. Umumnya kecepatan pulsa berkisar antara 400Hz - 50Hz.

Umumnya untuk servo standar, posisi tengah dapat diraih dengan memberikan pulsa dengan lebar 1.5 millisecond. posisi -45 derajat dari tengah memerlukan pulsa dengan lebar 1 millisecond. Dan +45 derajat  memerlukan 2 millisecond pulsa.

Namun adalah praktik yang baik untuk membaca datasheet untuk mengetahui lebar pulsa yang diperlukan untuk mencapai sudut yang diinginkan.

Bila Anda menggunakan library servo, kita tidak perlu terlalu khawatir. Librari akan mengatur nilai PWM yang diperlukan untuk menggerakan servo. Kita hanya perlu memberikan sudut yang diinginkan, library akan mengkonversi menjadi lebar pulsa yang dibutuhkan untuk menggerakan servo ke sudut yang diinginkan.

Beberapa jenis servo dapat melakukan putaran kontinu. Bila Anda hanya memiliki standar servo, anda dapat memodifikasi servo tersebut untuk melakukan putaran kontinu.

Rotasi yang kontiune sama dengan memerintahkan servo untuk berputar antara 0 - 180 derajat.

Nilai 0 akan memberikan rotasi dengan kecepatan penuh dalam satu arah, nilai 90 akan stasioner, dan nilai 180 akan memberikan rotasi dengan kecepatan penuh ke arah yang berlawanan. Nilai di antara ini akan membuat servo berotasi disatu arah atau yang lain dan pada kecepatan yang berbeda.

Servo rotasi kontinyu sangat bagus untuk digunakan pada proyek robot kecil. Servo dapat dihubungkan ke roda untuk memberikan kontrol kecepatan dan arah yang akurat dari masing-masing roda.

Ada jenis lain dari servo yang dikenal sebagai aktuator linier yang memutar poros ke posisi yang diinginkan, memungkinkan Anda untuk mendorong dan menarik item yang terhubung ke ujung poros.

Servo jenis ini sering digunakan dalam progam TV MythBusters oleh Grant Imahara, ahli robotik pada acara tersebut.

Perhatikan jika servo "menggeram" di salah satu ujung rentang, arduino sedang mencoba menggerakan servo diluar jangkauannya, dapat menyebabkan arus yang tinggi.

Hal ini dapat dicegah dengan memberikan argumen ke-2 dan ke-3 saat menggunakan perintah servo.attach( ),  meningkatkan lebar pulsa minimum dari 544 microsecond default ata menurunkan lebar pulsa maksimum dari 2400 microsecond default hingga "geraman" tidak terjadi lagi saat servo mencapai ujung rentang.


Jika kita ingin mencari tahu lebih detail spesifikasi dari sebuah komponen elektro, kita dapat melihatnya di datasheet. Termasuk resistor.

Melalui datasheet kita dapat memperoleh informasi mengenai:

  • Komponen kapabilitas
  • Cara menggunakan komponen tersebut

Namun pada prakteknya, seringkali datasheet cukup membingungkan bagi newbie dibidang hobi elektro. Karena datasheet biasanya dibuat oleh engineer dan untuk dibaca oleh engineer lainnya. Biasanya banyak istilah teknikal, serta belum ada format standar (masing-masing pabrik kompoenen memiliki format datasheet yang berbeda).

Tips:
Jika Anda mencari datasheet secara online, bila tahu part number, maka dapat gunakan search engine untuk mencari datasheetnya dengan format search: "part number"  datasheet (tanpa kutip).

Tipe Resistor

Itu sekilas mengenai datashet, mari kita kembali ke topik pembahasan resistor. Resistor ada beberapa tipe:

  • Carbon Film
  • Metal Film
  • Wire Wound

Makin kebawah makin akurat dan stabil, artinya metal film lebih stabil dan akurat dibanding dari carbon film dan seterusnya.

Stabilitas adalah kemampuan komponen (dalam hal ini resistor) menjaga nilai resistance-nya dalam berbagai kondisi. Contoh, dalam kondisi suhu panas.

Perlu diketahui juga, makin stabil dan akurat, maka harganya juga makin mahal (wire wound lebih mahal dari metal film, dan selanjutnya).

Untuk proyek personal, tidak masalah kita gunakan carbon film, karena lebih mudah untuk dicari dan lebih murah.

Nilai Toleransi

Biasanya untuk carbon film, nilai resistor memiliki nilai toleransi. Yang artinya nilai resistance tidak akan "pasti" namun ada dalam ambang nilai toleransi.

Contoh: resistor 10kohm dengan toleransi 5%, maka nilai sebenarnya akan berkisar di 9.5 kohm - 10.5 kohm.

Note: Nilai toleransi 5% untuk proyek pribadi tidak akan bermasalah.


Pada datasheet biasanya akan dijelaskan kapasitas dari resistor, yaitu working voltage dan overvoltage.

Working Voltage, adalah voltage maksimum kontinue yang dapat diterima oleh resistor tanpa terjadi kerusakan.

Overvoltage, adalah spike (lonjakan) voltage yang dapat diterima oleh resistor. Atau sederhananya, maskimum voltage yang dapat diterima oleh resistor untuk waktu singkat.






Resistor adalah komponen elektro yang bersifat menghambat arus. Resistor digunakan untuk mengatur arus dari electrons dengan membatasi jumlah arus pada rangkaian atau pada komponen lainnya.

Resistor adalah tipe komponen pasif, yang berarti tidak menghasilkan listrik sendiri, resistor menerima arus dan mengubahnya menjadi panas.

Jenis Resistor

Tipe Statis, memiliki nilai resistan yang tetap. Tipe statis diproduksi dengan nilai umum sebagai berikut.


Resistor statis ini memiliki dua model fisik, PTH dan SMD. (silakan lihat gambar dibawah)


Simbol seperti gambar dibawah. Simbol pada skema tidak menunjukan tipe fisik dari resistor (apakah PTH atau SMD) dan juga tidak menunjukan berapa watt arus yang dapat dilalui.

Informasi arus biasanya disediakan didokumentasi lainnya pada skema elektro.



Variable Resistor, resistor yang dapat diubah nilainya.

  • Potensiometer, simbol pada skema (lihat gambar dibawah), memiliki tiga kaki, terdapat tuas untuk mengubah nilai resistansi. (Baca juga: Apa itu potensiometer)
  • Photoresistor, simbol pada skema (lihat gambar dibawah), memiliki 2 kaki, dan media yang menerima cahaya. Makin terang, makin rendah resistansi, makin gelap makin tinggi resistansi.





Related Article
Apa itu potensiometer
Cara Menghitung Nilai Resistor
Karakteristik Resistor


Sekedar intermezo, kenapa breadboard disebut breadboard? Karena sebelum breadboard yang sekarang umum digunakan dalam elektronik prototyping, para hobi elektronika menggunakan breadboard betulan alias talenan.


Mengapa kita menggunakan breadboard? Karena mempermudah saat melakukan prototyping. Komponen dapat dipasang dengan mudah dan kokoh tanpa memerlukan solder.



Power Bus
Kolom Positif (+) adalah untuk input positif voltage
Kolom Negatif (-) untuk input negatif votage
* kolom positif atau negatif terhubung dari atas kebawah secara internal.

Komponen Area
Pada tipe breadboard ini terdapat area kiri (abcde) dan kanan (fghij) yang terpisah.
Row/Baris, terhubung secara internal (lihat block berwarna hijau), dan antar baris tidak terhubung.

Contoh Menggunakan Breadboard 
Skema sederhana yang akan kita gunakan untuk contoh menggunakan breadboard adalah seperti berikut


Pertama kita hubungkan power supply pada breadboard. Dan pilih besaran voltage sesuai skema, dalam hal ini adalah 5 V.



!!! Perhatian: power supply  board kita hubungkan di breadboard, namun JANGAN hubungkan powersupply board dengan power outlet dari PLN terlebih dahulu. Kenapa, untuk alasan keamanan Anda saat melakukan prototyping.

Pasang Resistor yang pertama (R1)
Resistor terhubung dengan voltage + dan komponen resistor lainnya. Maka kaki yang pertama kita masukan ke lubang power supply, kaki kedua masukan di area komponen.


Pasang Resistor yang kedua (R2)
Resistor R2 terhubung dengan R1 dan Ground (-). Jadi kita pasangkan kaki pertama di row yang sama dengan R1, dan kaki kedua di ground.

Kita bisa langsung menghubungkan kaki R2 ke ground langsung, namun akan membuat breadboard kita berantakan dan sulit untuk memasang komponen lainnya.

Oleh karena itu kita gunakan kabel jumper yang kita buat sendiri dari single core cable. Jumper (lihat kabel warna hijau pada breadboard), menghubungkan ground ke row komponen area.

Jadi dengan mudah R2 kita hubungkan ke row yang sudah dihubungkan dengan ground.



Pasang Resistor ketiga (R3)
Resistor R3 terhubung dengan R1 dan ground. Jadi kita pasangkan kaki pertama di baris yang sama dengan R1, dan kaki kedua ke row ground yang sama dengan R2 tadi.



Jadi cukup mudahkan cara menggunakan breadboard. Penggunaan jumper juga akan banyak membantu saat kita prototyping. Disarankan buat sendiri saja.

Kita bisa membeli kabel jumper yang sudah jadi, lebih bagus hanya panjangnya tidak bisa diatur, bila skema sudah cukup komplek, akan terlihat berantakan dan sulit bagi kita untuk melihat. (lihat gambar berikut)



Tips Membuat Kabel Jumper

Gunakan kabel tunggal dengan ukuran 22 AWG (biasanya ukuran ini sudah pas dengan lubang breadboard)
Potong Kabel dengan panjang yang dibutuhkan, lalu kupas bagian kiri dan kanan. Masing-masing, tekuk 90 derajat. (lihat pada gambar).




Nah, semoga bermanfaat.