Motor Driver IC, ada 2 macam yang umum dipakai, L293D atau SN754410, L293D lebih direkomendasikan, karena SN754410 mudah panas dan membutuhkan heat sink.
L293D dikenal sebagai dual H-bridge. H-bridge berguna dan memiliki konsep yang simpel. Kita bisa membuat H-bridge sendiri dengan menggunakan switch.
Pada Gambar 1-1, sebuah motor terhubung dengan 4 buah switch. Konfigurasi ini disebut H-bridge karena membentuk huruf H, dengan load di garis tengah huruf H. Sekarang coba perhatikan Gambar 1-2.
Pada gambar bagian kiri, kita memiliki switch di kiri-atas dan kanan bawah dalam keadaan tertutup. Ketika tertutup, arus akan mengalir ke motor dari kir ke kanan dan motor akan bergerak. Jika kita buka switch tersebut, dan menutup switch bagian kanan-atas dan kiri-bawah, arus akan mengalir melalui motor dari arah berlawanan yang juga menyebabkan motor bergerak berlawanan arah. Kurang lebih seperti inilah prinsip H-bridge bekerja.
Motor driver IC terdiri dari 2 H-bridges, namun bukan menggunakan switch, tetapi transistor. Chip memiliki dual H-bridge oleh karena itu kita dapat mengontrol 2 buah motor sekaligus.
Kita bisa membuat H-bridge sendiri dengan menggunakan transistor dan dioda dan persis melakukan fungsi L293D. Namun menggunakan The L293D ada keuntungan yaitu, kecil, hingga menghemat space proyek elektro kita
L293D memiliki 2 power supply pins dan 4 ground pins. Pin 16 (Vcc1) adalah supply voltage untuk logic circuitry dari chip, dan harus diperoleh dari Arduino 5V supply. Pin 8 (Vcc2) adalah supply voltage untuk menggerakan motor.
Setiap ground harus dihubungkan menjadi satu. Setiap H-bridge pada chip bertindak masing-masing secara bebas, dan menggunakan power supplies secara bersama.
Pin 1 akan berfungsi sebagai H-bridge yang dikendalikan oleh pin 2 dan 7.
Pin 9 akan berfungsi sebagai H-bridge yang dikendalikan oleh pin 10 dan 15.
If an enable input is connected to a logic low (or ground), all four switches of the corresponding H-
bridge will be turned off (open).
If an enable is a logic high (> 2.4 V) the pair of inputs for the corresponding H-bridge will control which of the 4 switches of H bridge are turned on, as follows:
Minimum volt yang digunakan adalah 4.5 volt (untuk Vcc1 dan Vcc2). Maksimum voltage untuk Vcc1 adalah 5.5 volt untuk 754410 (bisa lebih tinggi untuk L293D).
Maksiumum volt untuk Vcc2 (motor supply) adalah 36 volts. Jika Vcc2 dibawah 4.5 volts, output bisa menjadi kacau dan chips akan panas.
Transistors bukan switch yang sempurna. Ketika transistors pada L293D on, akan ada penurunan voltage, menyebabkan motor kekurangan voltage 1.5 - 2.5 volts dibanding Vcc2. (1.5 - 2.5 volts inilah yang menyebabkan chip panas)
Makin tinggi arus pada motor, makin besar power yang hilang pada transistors. Jadi makin besar power sebuah motor, kita memerlukan driver chips yang lebih bagus dan heat sink.
L293D dikenal sebagai dual H-bridge. H-bridge berguna dan memiliki konsep yang simpel. Kita bisa membuat H-bridge sendiri dengan menggunakan switch.
Gambar 1.1 H-bridge made of switches
Pada Gambar 1-1, sebuah motor terhubung dengan 4 buah switch. Konfigurasi ini disebut H-bridge karena membentuk huruf H, dengan load di garis tengah huruf H. Sekarang coba perhatikan Gambar 1-2.
Gambar 1.2 Perubahan Arahan Motor Pada H-Bridge
Pada gambar bagian kiri, kita memiliki switch di kiri-atas dan kanan bawah dalam keadaan tertutup. Ketika tertutup, arus akan mengalir ke motor dari kir ke kanan dan motor akan bergerak. Jika kita buka switch tersebut, dan menutup switch bagian kanan-atas dan kiri-bawah, arus akan mengalir melalui motor dari arah berlawanan yang juga menyebabkan motor bergerak berlawanan arah. Kurang lebih seperti inilah prinsip H-bridge bekerja.
Motor driver IC terdiri dari 2 H-bridges, namun bukan menggunakan switch, tetapi transistor. Chip memiliki dual H-bridge oleh karena itu kita dapat mengontrol 2 buah motor sekaligus.
Kita bisa membuat H-bridge sendiri dengan menggunakan transistor dan dioda dan persis melakukan fungsi L293D. Namun menggunakan The L293D ada keuntungan yaitu, kecil, hingga menghemat space proyek elektro kita
L293D memiliki 2 power supply pins dan 4 ground pins. Pin 16 (Vcc1) adalah supply voltage untuk logic circuitry dari chip, dan harus diperoleh dari Arduino 5V supply. Pin 8 (Vcc2) adalah supply voltage untuk menggerakan motor.
Setiap ground harus dihubungkan menjadi satu. Setiap H-bridge pada chip bertindak masing-masing secara bebas, dan menggunakan power supplies secara bersama.
Pin 1 akan berfungsi sebagai H-bridge yang dikendalikan oleh pin 2 dan 7.
Pin 9 akan berfungsi sebagai H-bridge yang dikendalikan oleh pin 10 dan 15.
If an enable input is connected to a logic low (or ground), all four switches of the corresponding H-
bridge will be turned off (open).
If an enable is a logic high (> 2.4 V) the pair of inputs for the corresponding H-bridge will control which of the 4 switches of H bridge are turned on, as follows:
H-Bridge 1-2 (enable controlled by pin 1)
H-Bridge 3-4 (enable controlled by pin 9)
Minimum volt yang digunakan adalah 4.5 volt (untuk Vcc1 dan Vcc2). Maksimum voltage untuk Vcc1 adalah 5.5 volt untuk 754410 (bisa lebih tinggi untuk L293D).
Maksiumum volt untuk Vcc2 (motor supply) adalah 36 volts. Jika Vcc2 dibawah 4.5 volts, output bisa menjadi kacau dan chips akan panas.
Transistors bukan switch yang sempurna. Ketika transistors pada L293D on, akan ada penurunan voltage, menyebabkan motor kekurangan voltage 1.5 - 2.5 volts dibanding Vcc2. (1.5 - 2.5 volts inilah yang menyebabkan chip panas)
Makin tinggi arus pada motor, makin besar power yang hilang pada transistors. Jadi makin besar power sebuah motor, kita memerlukan driver chips yang lebih bagus dan heat sink.
No comments:
Post a Comment