Led Dot-matrix unit umumnya memiliki spesifikasi 5 × 7 atau 8 × 8 matrix LED. LED terhubung
LED disambungkan dalam matriks sedemikian rupa sehingga anoda atau katoda dari masing-masing LED tergabung di setiap baris. Setiap baris dari LED, seluruh anoda akan terhubung satu sama lain. Dan setiap katoda dari LED akan terhubung satu sama lain dalam setiap kolom.
Untuk 8 x 8 dot-matrix Single Color LED akan memiliki 16 pins, 8 untuk baris dan 8 untuk kolom.
Alasan LED dihubungkan dengan cara baris dan kolom adalah untuk mengurangi jumlah pin yang digunakan. Bila tidak menggunakan cara ini, makan untuk 8 x 8 dot-matrix LED akan membutuhkan 65 pins.
Namun, sekarang timbul masalah jika kita hendak menyalakan LED tertentu. Sebagai contoh, Anda menyalakan led pada posisi 5, 3 ( kolom ke-5, baris ke-3). Kita harus memberikan tegangan positif ke pin di baris ke-3 dan ground pada pin kolum ke-5. Dan LED pada posisi 5, 3 akan menyala.
Sekarang kita tingkatkan, misalnya kita juga ingin menyalakan LED di kolom 3, baris 5. Kita akan meberikan tegangan positif pada baris ke 5 dan ground untuk kolom ke 3. LED pada posisi 3, 5 akan menyala. Tapi tunggu, LED pada kolom 3 baris 3 dan LED pada kolom 5 dan baris 5 pun jadi ikut menyala.
Ini terjadi karena kita memberikan arus pada baris 3 dan 5, ground pada kolom 3 dan 5. Kita tida dapat mematikan LED yang tidak kita inginkan tanpa mematikan LED yang kita inginkan menyala.
Sepertinya tidak mungkin kita dapat menyalakan LED yang kita inginkan tadi karena setiap baris dan setiap kolom terhubung bersama. Satu-satunya cara adalah bila setiap LED memiliki pinout masing-masing. Dengan cara ini, maka jumlah pin akan menjadi 65 buah.
Sebuah dot-matrix LED unit dengan 65 pin, akan sangat sulit dihubungkan dan diatur, karena kita akan memerlukan microcontroller dengan minimal 64 digital output.
Untuk mengatasi masalah ini, digunakan cara multiplexing (muxing).
Jika dilakukan dengan kecepatan tinggi (lebih dari 100hz, atau 100 kali per second) maka tampak dimata kita kedua LED tersebut menyala, padahal sebetulnya setiap LED tersebut menyala kemudian mati secara berurutan. (karena retina masih menyimpan gambar kurang lebih 1/25 second).
Dengan menggunakan teknik ini, kita dapat menyalakan LED tertentu tanpa menyalakan LED lainnya. Sebagai contoh, jika kita akan menampilkan image berikut pada matrix LED
Maka setiap baris akan dinyalakan dengan urutan seperti berikut
LED disambungkan dalam matriks sedemikian rupa sehingga anoda atau katoda dari masing-masing LED tergabung di setiap baris. Setiap baris dari LED, seluruh anoda akan terhubung satu sama lain. Dan setiap katoda dari LED akan terhubung satu sama lain dalam setiap kolom.
Untuk 8 x 8 dot-matrix Single Color LED akan memiliki 16 pins, 8 untuk baris dan 8 untuk kolom.
Alasan LED dihubungkan dengan cara baris dan kolom adalah untuk mengurangi jumlah pin yang digunakan. Bila tidak menggunakan cara ini, makan untuk 8 x 8 dot-matrix LED akan membutuhkan 65 pins.
Namun, sekarang timbul masalah jika kita hendak menyalakan LED tertentu. Sebagai contoh, Anda menyalakan led pada posisi 5, 3 ( kolom ke-5, baris ke-3). Kita harus memberikan tegangan positif ke pin di baris ke-3 dan ground pada pin kolum ke-5. Dan LED pada posisi 5, 3 akan menyala.
Sekarang kita tingkatkan, misalnya kita juga ingin menyalakan LED di kolom 3, baris 5. Kita akan meberikan tegangan positif pada baris ke 5 dan ground untuk kolom ke 3. LED pada posisi 3, 5 akan menyala. Tapi tunggu, LED pada kolom 3 baris 3 dan LED pada kolom 5 dan baris 5 pun jadi ikut menyala.
Ini terjadi karena kita memberikan arus pada baris 3 dan 5, ground pada kolom 3 dan 5. Kita tida dapat mematikan LED yang tidak kita inginkan tanpa mematikan LED yang kita inginkan menyala.
Sepertinya tidak mungkin kita dapat menyalakan LED yang kita inginkan tadi karena setiap baris dan setiap kolom terhubung bersama. Satu-satunya cara adalah bila setiap LED memiliki pinout masing-masing. Dengan cara ini, maka jumlah pin akan menjadi 65 buah.
Sebuah dot-matrix LED unit dengan 65 pin, akan sangat sulit dihubungkan dan diatur, karena kita akan memerlukan microcontroller dengan minimal 64 digital output.
Untuk mengatasi masalah ini, digunakan cara multiplexing (muxing).
Multiplexing
Adalah teknik switching 1 baris display pada 1 waktu. Dengan menghubungkan ground pada kolom dari LED yang akan dinyalakan, lalu memberikan tegangan positif hanya pada baris yang akan dinyalakan saja. LED yang diharapkan akan menyala. Kemudian baris tadi akan di matikan dan kemudian baris selanjutnya akan dinyalakan, dan dengan kolom yang diharapkan akan dihubungkan dengan ground dan LED kedua akan menyala. Dilakukan berulang untuk setiap baris sampai kita mencapai baris terakhir dan mulai lagi dari atas.Jika dilakukan dengan kecepatan tinggi (lebih dari 100hz, atau 100 kali per second) maka tampak dimata kita kedua LED tersebut menyala, padahal sebetulnya setiap LED tersebut menyala kemudian mati secara berurutan. (karena retina masih menyimpan gambar kurang lebih 1/25 second).
Dengan menggunakan teknik ini, kita dapat menyalakan LED tertentu tanpa menyalakan LED lainnya. Sebagai contoh, jika kita akan menampilkan image berikut pada matrix LED
Maka setiap baris akan dinyalakan dengan urutan seperti berikut
Mulai dari baris paling atas, nyalakan LED yang diharapkan, kemudian matikan. Lanjut ke baris selanjutnya nyalakan LED yang diharapkan, kemudian matikan. Terus begitu hingga sampai baris terakhir, lalu kembali ke baris awal.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, dengan kecepatan tinggi, maka mata kita "ditipu" seolah melihat gambar hati.
No comments:
Post a Comment